Tradisi Nyambei Rejang Lebong Resmi Jadi Warisan Budaya Nasional, Festival Lisan BPK Sumatra VII Gaungkan Semangat Pelestarian

Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan (Dikbud) Zakaria Effendy saat memberikan Piagam penghargaan kepada peserta

Rejang Lebong – Publikpost – Suasana Lapangan Setia Negara, Rejang Lebong, akhir pekan lalu terasa berbeda. Lantunan pantun, syair, dan petuah bijak dari para penutur tradisi lisan menggema di udara, seolah membawa pengunjung kembali ke masa lalu penuh nilai dan makna. Semua itu tersaji dalam Festival Revitalisasi Lisan Budaya yang digelar Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Sumatra VII, Sabtu (1/11/2025).

 

Festival yang berlangsung selama dua hari ini menjadi panggung bagi para pegiat budaya dan generasi muda untuk menghidupkan kembali warisan lisan yang hampir terlupakan — mulai dari cerita rakyat, syair tradisional, hingga pantun-pantun daerah yang sarat pesan moral.

Namun momen paling bersejarah datang saat Tradisi Lisan Nyambei asal Rejang Lebong secara resmi diumumkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) Nasional Tahun 2025 oleh Kementerian Kebudayaan RI. Pengakuan ini disambut tepuk tangan meriah dari seluruh peserta dan masyarakat yang hadir.

“Tradisi lisan merupakan akar jati diri bangsa. Melalui festival ini, kita ingin menumbuhkan kembali kecintaan terhadap warisan budaya agar tidak hilang di tengah arus globalisasi,” ujar Kepala BPK Sumatra VII, Iskandar Mulia Siregar, S.Si., M.A.P..

Tak hanya Rejang Lebong, peserta dari berbagai kabupaten di Provinsi Bengkulu turut menampilkan karya lisan daerah mereka dengan sentuhan modern. Dari syair romantik khas pesisir hingga kisah rakyat pegunungan, semuanya berpadu menjadi satu harmoni budaya yang menawan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Rejang Lebong, Zakaria Effendy, menyampaikan apresiasi tinggi atas pelaksanaan festival di Rejang Lebong, Lanjutnya yang secara tidak langsung menyadarkan generasi-generasi muda akan penting nya nilai budaya dan kekayaan budaya yang dimiliki kabupaten Rejang Lebong.

“Kami bangga dan berterima kasih. Kegiatan ini menjadi ruang belajar bagi generasi muda untuk memahami akar budayanya sendiri,” ucap Zakaria.

Tak hanya sarat nilai budaya, festival ini juga menjadi ajang pemberdayaan ekonomi lokal. Melalui bazar UMKM, berbagai produk khas Rejang Lebong turut dipamerkan. Salah satunya oleh Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia (FPPI) di bawah pimpinan Nengsi, yang menampilkan hasil kerajinan tangan dan produk rumahan.

“Festival ini bukan sekadar pelestarian budaya, tapi juga wadah bagi kami untuk memperkenalkan karya lokal kepada masyarakat,” kata Nengsi antusias.

Sebagai penutup, seluruh peserta menerima piagam dan sertifikat penghargaan yang diserahkan langsung oleh Kepala BPK Sumatra VII dan Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Rejang Lebong.

Dengan pengakuan resmi Tradisi Nyambei sebagai WBTB Nasional, Rejang Lebong menorehkan babak baru dalam perjalanan budayanya – membuktikan bahwa warisan lisan bukan sekadar cerita masa lalu, melainkan napas yang terus hidup di tengah masyarakat modern.(nz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *